Rabu, 20 Maret 2013

RUMAH PANJANG

Berkaitan dengan upacara gawai Dayak yang dijadikan momentum dalam rangka mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. 
Rumah Panjang
Dalam prosesi upacara gawai dayak tidak dapat terpisahkan dari rumah panjang sebagai identitas orang dayak. Rumah panjang memberikan arti penting yaitu gotong royong, kebersamaan dan tanggung jawab seorang pemimpin kepala suku. Rumah panjang menjadi sangat sakral ketika kehidupan orang-orang dayak dilakukan di dalamnya. Sehingga setiap kegiatan ataupun masalah selalu dibicarakan di dalam rumah panjang. 
DidalamRumah
Motif dayak dalam rumah panjang
Mereka hidup dan bercengkrama baik suka maupun duka selalu dalam rumah panjang. Keberadaanya menjadi penting dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan dan sudah menjadi identitas orang ketika membicarakan orang dayak.

KERAJINAN TANGAN


Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari kalimantan Barat, misalnya:
Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang.
Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.

mandau-kalimantan
Mandau dan perisai
36. Anyaman Suku Dayak
Para wanita dayak sedang menganyam tikar
pesta kal
kesenian mengukir perisai
13398168611747680042
Aneka hasil anyaman tradisional dayak

ALAT MUSIK TRADISIONAL


Pameran5
Sanggar seni dayak
 
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat. 
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak. 
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek. 
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka". 
Alat Musik Sape' dan  Entabong
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu. 
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek. 
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau. 
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. 
Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set. 
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.

Selasa, 05 Maret 2013

Tarian Tradisional Suku Dayak


TARI-TARIAN
280517_10150240393427606_666732605_7752218_3286888_o
Lomba Tari dalam acara Gawai dayak
Kesenian tari tradisional masyarakat dayak yang berhubungan dengan latar belakang budaya yang masih terpelihara di antara sub suku bangsa Dayak secara umum. Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Pulau kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang mengatur wilayahnya masing-masing terdiri dari: Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda, Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibu kotanya Palangka Raya, dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak.

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian. 
tariperang2
Tari Perang
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.

Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.

Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.




Sumber : Wikipedia

UPACARA NAIK DANGO MASYARAKAT DAYAK


Gawai Dayak
merupakan satu-satunya peristiwa budaya Dayak yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Dalam gawai, selain acara inti yakni nyangahathn (pembacaan mantra), juga ditampilkan berbagai bentuk budaya tradisional seperti berbagai upacara adat, permainan tradisional, dan berbagai bentuk kerajinan yang juga bernuansa tradisional. Penyajian berbagai unsur tradisional, sela ma Gawai Dayak, menjadikannya sebagai event yang eksotis di tengah masyarakat perkotaan yang modern.

71
Tari-tarian menyambut Gubernur Kalbar


Gawai Dayak Kalbar-02
Pembukaan Gawai
  
Gawai Dayak bukanlah peristiwa budaya yang murni tradisional, baik dilihat dari tempat pelaksanaan maupun isinya. Gawai Dayak merupakan perkembangan lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak. Perkembangan tersebut kuat dipengaruhi oleh semangat upacara syukuran kepada Jubata yang dilaksanakan masyarakat Dayak Kalimantan Barat setiap tahun setelah masa panen. Upacara adat syukuran setelah panen ini dilaksanakan oleh masyarakat Dayak dengan nama berbeda-beda. Orang Dayak Hulu menyebutnya dengan Gawai, di Kabupaten Sambas dan Bengkayang disebut Maka‘ Dio, sedangkan orang Dayak Kayaan, di Kampung Mendalam, Kabupaten Putus Sibau menyebutnya dengan Dange. 
Ngayau, tradisi penggal kepala suku Dayak
Masyarakat dayak
Gawai Dayak atau Naik Dango didasari mitos asal mula padi yang populer di kalangan orang Dayak Kalbar, yakni cerita nek baruang kulup. Cerita asal mula padi berawal dari setangkai padi milik jubata di Gunung Bawakng yang dicuri seekor burung pipit dan jatuh ke tangan nek jaek yang tengah mengayau. Kepulangannya yang hanya membawa setangkai buah rumput menyebabkan ia diejek, dan keinginan membudidayakannya menyebabkan pertentangan dan bahkan ia diusir. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan jubata. Hasil perkawinannya dengan Jubata, adalah nek baruang kulup. Nek baruang kulup inilah yang akhirnya membawa padi kepada talino (manusia,) lantaran ia suka turun ke dunia bermain gasing. Perbuatan ini juga menyebabkan ia diusir dari Gunung Bawakng dan akhirnya kawin dengan manusia. Padi akhirnya menjadi makanan sumber kehidupan yang menyegarkan, sebagai pengganti kulat (jamur) bagi manusia. Namun, untuk memperoleh padi terjadi tragedi pengusiran di lingkungan keluarga manusia dan jubata yang menunjukkan kebaikan hati Jubata bagi manusia. Fungsi padi dan kemurahan jubata inilah yang menjadi dasar upacara Naik Dango. Dalam bentuknya yang tradisional, pelaksanaan upacara pascapanen ini dibatasi di wilayah kampung atau ketimanggungan. 

ex
Kue Tumpi
lemang
Lemang
 
  

Acaranya pun hanya terbatas pada nyangahathn (pelantunan doa/mantra) dan saling kunjung dengan suguhan utamanya seperti: salikat/poe‘ (lemang/pulut dalam bambu), tumpi‘ (cucur), bontokng (nasi yang dibungkus dengan sejenis daun hutan seukuran kue), jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan hasil panen tahunan dan bahan makanan tambahan lainnya. 
22. Mahakam Expo
Pameran Assesoris dayak
Pekan Gawai Dayak Kalimantan Barat adalah suatu hajatan besar-besaran selama 7 hari (1 minggu) yang diadakan untuk meningkatkan gairah pariwisata sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya suku asli Kalimantan Barat yaitu suku Dayak.
Acara ini diadakan setiap tahunnya di halaman Rumah Betang (Rumah Adat Suku Dayak) yang sekaligus menampilkan berbagai macam seni budaya serta aneka macam hasil kerajinan khas suku dayak yang tidak kalah Eksotisnya, seperti :
Lomba pemilihan Bujang dan Dara Suku Dayak
Lomba menyumpit
Melukis perisai (Tameng)
Memahat patung tradisional
Tari-tarian adat Suku Dayak
Menganyam manik-manik
Menumbuk dan menampik
Membuat kue tradisional
Menganyam bakul dengan bahan-bahan seperti rotan, kulit kayu dan daun bengkoang.
parade2
Pemilihan Bujang Dare Dayak

menganyam-manik
Menganyam Manik
65
Tas manik
 

Senin, 04 Maret 2013

West Borneo Ethnic and Culture

Kalimantan Barat memiliki beragam etnik dan budaya menurut sensus Kalimantan Barat yang dominan adalah Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).
A. DAYAK
 12Dayak atau Daya (ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan).
Ada 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser, Menurut sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.


DayakWarriorTryatnaAnto-Dreamstime
Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:
Barito Raya  : (33 bahasa, termasuk 11 bahasa dari kelompok bahasa Madagaskar, dan Sama-Bajau), Dayak Darat    : (13 bahasa), Borneo Utara   : (99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina. Sulawesi Selatan dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar : Dayak Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut rumpun Dayak Banuaka, Melayik dituturkan 3 suku Dayak : Dayak Meratus/Bukit (alias Banjar arkhais yang digolongkan bahasa Melayu), Dayak Iban dan Dayak Kendayan (Kanayatn). Tidak termasuk Banjar, Berau, Kedayan (Brunei), Senganan, Sambas yang dianggap berbudaya Melayu. Sekarang beberapa suku berbudaya Melayu yang sekarang telah bergabung dalam suku Dayak adalah Tidung, Kutai, Bulungan (keduanya rumpun Borneo Utara) dan Paser (rumpun Barito Raya).



B. MELAYU
normal_Pakaian_Adat_SambasNama "Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya. Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatera, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Jadi orang Melayu Semenanjung berasal dari Sumatera.
Berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu telah berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta membawa adat budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa Melayu akhirnya menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta. Era kejayaan Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu, termasuk pada masa wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Dharmasraya sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan tentara Portugis pada tahun 1511.
Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baik-baik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, dan Kesultanan Siak. Kedatangan kolonialis Eropa telah menyebabkan terdiasporanya orang-orang Melayu ke seluruh Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak mengisi pos-pos kerajaan seperti menjadi syahbandar, ulama, dan hakim.
Dalam perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan Nusantara mendapatkan pengaruh langsung dari Suku Melayu. Bahasa Melayu yang telah berkembang dan dipakai oleh banyak masyarakat Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa nasional Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

C. TIONGHOA
6 Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indonesia, yang berasal dari kata zhonghua dalam Bahasa Mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa.
Wacana Cung Hwa setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Cina untuk terbebas dari kekuasaan dinasti kerajaan dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Wacana ini sampai terdengar oleh orang asal Cina yang bermukim di Hindia Belanda yang ketika itu dinamakan Orang Cina.
Sekelompok orang asal Cina yang anak-anaknya lahir di Hindia Belanda, merasa perlu mempelajari kebudayaan dan bahasanya. Pada tahun 1900, mereka mendirikan sekolah di Hindia Belanda, di bawah naungan suatu badan yang dinamakan "Tjung Hwa Hwei Kwan", yang bila lafalnya diindonesiakan menjadi Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK). THHK dalam perjalanannya bukan saja memberikan pendidikan bahasa dan kebudayaan Cina, tapi juga menumbuhkan rasa persatuan orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda, seiring dengan perubahan istilah "Cina" menjadi "Tionghoa" di Hindia Belanda

Minggu, 03 Maret 2013

Kebudayaan Kalimantan Barat

Kebudayaan Kota Pontianak didukung oleh keanekaragaman budaya penduduk Pontianak, yaitu Dayak, Melayu, dan Tionghoa.

neotar-tari-masal-gawai-2012-3
GAMBAR MASYARAKAT DAYAK SEDANG MELANGSUNGKAN GAWAI DAYAK
Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Gawai dan masyarakat Tionghoa memiliki kegiatan pesta tahun baru Imlek, Cap Go Meh, dan perayaan sembahyang kubur (Cheng Beng atau Kuo Ciet) yang memiliki nilai atraktif turis.
1
PERAYAAN CAP GOMEH DI SINGKAWANG
Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalimantan Barat Laut (Afdeeling Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%).Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).
Sumber : Wikipedia

Profil Bumi Khatulistiwa

Logo Kota Pontianak

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama 坤甸 (Pinyin: Kūndiān) oleh etnis Tionghoa di Pontianak.
Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi.
Hal yang paling menonjol di Provinsi Kalimantan Barat ini adalah Tugu Khatulistiwa, Karena Provinsi ini merupakan satu-satu nya Provinsi yang di lewati oleh garis Khatulistiwa, dan jangan di tanyakan soal Suhu di Provinsi ini karena provinsi ini memiliki suhu yang cukup panas.
Tugu Khatulistiwa1 Karena posisinya tersebut, kota yang merupakan ibukota provinsi Kalimantan barat ini di kenal sebagai " Bumi Khatulistiwa". Letaknya yang dilintasi garis khatulistiwa menjadikan kota Pontianak sebagai tempat tujuan wisata, baik domestik maupun mancanegara.
Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di dalam logo Kota Pontianak.
Kota Pontianak dipisahkan oleh sungai kapuas besar, sungai kapuas kecil, sungai landak dengan lebar 400 meter, kedalaman air antara 12 s/d 16 meter sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250 meter.
daerah-terpencil-sanggau1-300x225
Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia.  Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.

Letak Geografis   :  00  02’ 24” – 00  01’ 37” LU  dan   1090  16’ 25” – 1090 23’ 04” BT
Luas wilayah      :  107,82 km2
Batas Wilayah       : 
> Sebelah Utara    :  Kec. Sungai Ambawang
> Sebelah Timur    :  Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Ambawang
> Sebelah Selatan  :  Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Kakap
> Sebelah Barat     :  Kec. Sungai Kakap
Jumlah Kecamatan   :  5 kecamatan
Jumlah Kelurahan     :  24 kelurahan  
Suku Bangsa Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalimantan Barat Laut (Afdeeling Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%).Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).
peta pontianak Bahasa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu Bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahasa Melayu Sarawak, Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
Sumber : Wikipedia

Selayang Pandang Kalimantan Barat

peta kalbar2Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan Pontianak sebagai ibukota provinsinya. Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 146.870 km2 (7,53%) luas Indonesia. Kalimantan Barat dilalui oleh sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan mempunyai banyak anak sungai sehingga Kalimantan Barat dijuluki sebagai provinsi ‘Seribu Sungai’.

Posisi Kalimantan Barat secara astronomis dilalui oleh garis lintang 00 sehingga cuacanya sangat panas. Antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahun ada fenomena alam yang unik ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Peristiwa ini disebut titik kulminasi matahari. Pada hari itu banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang datang untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut di tugu khatulistiwa (equator monument) Pontianak. Tugu.khatulistiwa2

Kalimantan Barat terdiri dari 13 kabupaten dan kota. Jalur antar kabupaten dihubungkan dengan jalan raya. Selain itu, terdapat juga jalur darat antarnegara yang menghubungkan Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam. Untuk mengunjungi Malaysia, Brunai dan bahkan Filipina dapat menggunakan bus antarnegara. Tidak mengherankan jika setiap hari Pontianak ramai dikunjungi oleh warga Malaysia dan Brunai Darussalam

Kalimantan Barat memiliki pesona alam dan budaya yang beragam. Dalam hal budaya, Kalimantan Barat memiliki adat dan tradisi yang sangat beragam.

Suku bangsa yang mendominasi di Kalimantan Barat adalah suku Dayak, Melayu dan China. Selain itu, ada juga suku bangsa pendatang yang berasal dari Jawa, Sunda, Bugis, Minangkabau, Batak, Madura dan Bali. Meskipun beragam, tetapi keharmonisan diantara suku bangsa yang berbeda tetap dijaga. Hal ini tertuang dalam slogan Kalimantan Barat yaitu ‘Harmonis dalam Etnis’.

Disamping keberagaman budaya, Kalimantan Barat juga memiliki pesona alam yang menakjubkan mulai dari pantai hingga gunung.

Dalam bidang perekonomian, sebagian besar sektor perdagangan dipegang oleh suku China. Saat ini telah berdiri 3 mall besar di Pontianak. Komoditas pertanian andalan Kalimantan Barat adalah lidah buaya (Aloe vera) dan jeruk.

Sumber : Borneonews